konsumsi oksigen pada hewan

LAPORAN PRAKTIKUM
FISIOLOGI HEWAN
Konsumsi Oksigen Pada Hewan
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah Praktikum Fisiologi Hewan
yang Diampu Oleh Siti Nurkamilah, M.Pd


Disusun Oleh:

  1.      Reni Rosita                     15544012  
  2.      Shopa Sopiyatul Marwah  15543012
  3.       Arfah Fauziah               15544010
  4.        Rika Padilah                  15542032
  5.       Dini Julianti                       15544008
  6.        Algi Nuriman                 15543003

Kelas 3B / Semester 5



PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI
SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN 
ILMU PENDIDIKAN 
STKIP-GARUT
 2017


I.      Judul
               Konsumsi oksigen pada hewan
II.     Tujuan
  1.  Untuk mengukur Banyaknya konsumsi oksigen pada jangkrik
  2. Untuk mengetahui faktor faktor yang mempengaruhi di dalam respirasi
  3. Untuk mengetahui hubungan antara kecepatan respirasi pada hewan  dengan metabolismenya

III.    Landasan Teori
                 Bernafas artinya melaksanakan pertukaran gas, yaitu mengambil oksigen (O2) dan mengeluarkan karbondioksida (CO2). Sistem respirasi memiliki fungsi utama untuk memasok O2 ke dalam tubuh serta membuang CO2  dari dalam tubuh.
Respirasi adalah proses penyederhanaan senyawa kimia dari zat makanan untuk mendapatkan energy. Pernafasan dapat di artikan sebagai proses yang dilakukan organisme untuk menghasilkan energy dari hasil metabolisme. Ada dua macam pernafasan yaitu pernafasan ekternal (luar) dan pernafasan internal (dalam).

Jangkrik (insekta) memounyai alat pernafasn khusus berupa sistem trakea uang berfungsi untuk mengangkut dan mengedarkan O2  ke seluruh tubuh serta mengangkut dan mengeluarkan CO2  dari tubuh. Jadi pada insekta oksigen tidak di edarkan melalui darah, tetapi melalui trakea. Pada belalang keluar masuknya udara ke dalam trakea diatur dengan kontraksi otot perut. Ketika otot kendur , volume perut normal sehingga udara masuk. Ketika otot berkontraksi volume perut mengecil sehingga udara keluar. Udara masuk melalui 4 pasang stigma depan dan keluar melalui 6 pasang stigma abdomen. Dengan demikian udara miskin O2 tidak akan bercampur dengan udara segar (kaya O2) yag masuk.

Reaksi kimia proses resfirasi :

C6H12O6 + 6O2     6CO2 + 6H2O + energy

      Laju metabolisme biasaya diperkirakan dengan mengukur banyaknya oksigen yang dikonsumsi makluk hidup persatuan waktu. Hal ini memungkinkan oksidasi dari bahan makanan memerlukan oksigenuntuk menghasilkan energy yang dapat diketahui jumlahnya. Akan tetapi laju metabolisme cukup diekspresikan dalam bentuk laju konsumsi oksigen.

Ada beberapa faktor yang dapat mempengaruhi di dalam proses resfirasi pada hewan, antara lain :
  • Faktor dalam 
  1. Aktivitas Tubuh : Semua makhluk hidup jika aktivitasnya banyak pasti membutuhkan banyak oksigen juga sama seperti halnya pada serangga.
  2. Kondisi Fisik : Jika menguji pernapasan pada hewan yang lebih besar pasti membutuhkan  lebih banyak laju mengkonsumsi oksigen.
  3. Jenis Kelamin : Jangkrik betina dan jantan memiliki kecepatan respirasi yang berbeda.Betina lebih banyak melakukan respirasi karena betina memiliki sistem hormonal yang lebih kompleks dibanding jantan.
  4. Berat Badan : Organisme yang berat badannya lebih berat,lebih banyak respirasi yang dibutuhkan karena jumlah sel yang dimiliki lebih banyak dibanding organisme yang lebih ringan berat tubuhnya.
  • Faktor Luar
  1. Temperature : Semakin tinggi suhunya, semakin banyak respirasi yang dibutuhkan karena H2O yang dihasilkan oleh respirasi berguna untuk menyesuaikan tubuh  dengan menurunkan suhu.
  2. Kadar O2 di dalam udara : Kadar O2 akan mempengaruhi laju respirasi, namun besarnya pengaruh tersebut berbeda bagi masing-masing spesies dan bahkan berbeda antara organ pada tumbuhan yang sama. Fluktuasi normal kandungan oksigen di  udara tidak banyak mempengaruhi laju respirasi karena jumlah oksigen yang dibutuhkan tumbuhan untuk berespirasi jauh lebih rendah dari oksigen yang  tersedia di udara.
  3. Konsentrasi CO2 dalam udara
  4. Kelembapan

IV.     Alat dan Bahan
Alat yang di gunakan yaitu :

Bahan yang di gunakan yaitu :

V.    Langkah Kerja
  1. Menyiapkan alat dan bahan yang akan di gunakan
  2. Menimbang jangkrik jangkrik jantan dan betina serta jangkrik jantan yang berbeda ukuran  menggunakan neraca analitik
  3. Memasukan kristal KOH yang telah di bungkus oleh kapas ke dalam tabung  respirometer
  4. Memasukan jangkrik yang telah di timbang ke dalam respirometer
  5. Menutup tabung respirometer dengan pipa bersekala hingga rapat, kemudian  oleskan vaselin pada bagian sambungan agar tidak ada udara yang masuk  maupun udara yang keluar.
  6. Memasukan methylen blue ke dalam ujung pipa bersekala menggunakan  pipet tetes, dan mengamati pergerakan methylen blue pada pipa bersekala.
  7. Menyiapkan stopwatch dan di atur ke dalam 5 menit 
  8. Mengukur pergerakan methylen blue dengan waktu 5 menit sekali sebanyak 3 kali pengulangan untuk satu jangkrik serta mengamati pergerakan jangkrik  yang terdapat pada tabung respirometer
  9. Mencatat hasil pengukuran dan hitung konsumsi oksigen yang di lakukan  oleh jangkrik kemudian bandingkan hasil pengukuran jangkrik yang di amati
   
 VI.     Hasil pengamatan
 A. Tabel hasil pengamatan pada jangkrik jantan dan betina



Konsumsi  O2 dalam 1 gr selama 5 menit
1. Jangkrik jantan (Berat badan =  0,53 gr)
= ml/ menit/ gr
= 0,30 ml / 5 menit / 0,53 gr
= 0,11 ml
2. Jangkrik betina (Berat badan = 0,30 gr)
 = ml/ menit/ gr
 = 0,33 ml / 5 menit / 0,30 gr
 = 0,22 ml

B.  Tabel hasil pengamatan pada jangkrik jantan yang berbeda ukuran

Konsumsi  O2 dalam 1 gr selama 5 menit
1. Jangkrik  jantan  kecil (Berat badan =  0,09 gr)
  = ml/ menit/ gr
  = 0,40 ml / 5 menit / 0,09 gr
  = 0,89 ml

2. Jangkrik  jantan besar (Berat badan = 0,43gr)
 = ml/ menit/ gr
 = 0,32 ml / 5 menit / 0,43 gr
 = 0,15 ml



VII.     Pembahasan 

         Respirasi atau proses pernapasan merupakan proses reaksi oksidasi-reduksi, pada proses ini oksigen diambil dari udara bebas yang berfungsi sebagai oksidator dan mereduksi senyawa organik. Hasil reaksi oksidasi-reduksi ini menghasilkan karbon dioksida, air, dan energy. Secara sederhana proses respirasi dapat digambarkan oleh persamaan sebagai berikut:
C6H12O6 + 602 → 6CO2 + H2O
Pada praktikum kali ini kami mengamati respirasi pada salah satu jenis insekta yaitu jangkrik. Pengamatan respirasi ini dilakukan untuk mengukur banyaknya oksigen pada jangkrik. Jangkrik yang dibutuhkan adalah jangkrik jantan dan betina dengan ukuran yang relatif sama serta sepasang jangkrik jantan dengan ukuran yang berbedaKarena massa jangkrik merupakan bagian yang penting dalam praktikum kali ini maka sebelum dilakukan pengamatan, kami menimbang massa jangkrik terlebih dahulu. Kemudian masing-masing jangkrik dimasukkan ke dalam tabung respirometer yang sebelumnya telah dimasukkan gumpalan kapas berisi Kristal KOH. Kristal KOH ini berfungsi untuk mengikat CO2 yang dikeluarkan oleh jangkrik agar nantinya tekanan di dalam respirometer pun menurun, jika tidak diikat maka tekanan parsial gas dalam respirometer akan tetap. Adapun reaksi yang terjadi antara KOH dengan CO2 adalah sebagai berikut:
 KOH + CO2 → K2CO3 + H2O
Ditutup tabung respirometer yang telah diisi jangkrik kemudian sambungan penutupnya dilapisi oleh vaselin. Pada ujung skala respirometer ditetesi methylene blue yang berfungsi sebagai indikator oksigen yang dihirup oleh organisme percobaan (jangkrik) pada respirometer. Saat jangkrik menghirup oksigen maka terjadi penurunan tekanan gas dalam respirometer sehingga methylene blue bergerak masuk ke arah respirometer. Dilakukan perhitungan waktu selama 5 menit pada methylene blue yang melewati angka pertama skala pada respirometer. Hal ini dilakukan sampai 3 kali pengulangan untuk setiap jangkrik.
Pada percobaan pertama, didapatkan hasil rata-rata skala untuk jangkrik betina dengan massa 0,30 gr adalah 0,33 mL sedangkan pada jangkrik jantan dengan massa 0,53 gr adalah 0,30 mL.
       Berdasarkan hasil pengamatan, konsumsi O2 dalam 0,30 gr jangkrik betina selama 5 menit dapat diketahui sebanyak 0,22 mL. Sedangkan konsumsi Odalam 0,53 gr jangkrik jantan selama 5 menit dapat diketahui sebanyak 0,11 mL. Jangkrik betina memiliki konsumsi O2 yang lebih besar dibandingkan jangkrik jantan. Walaupun jangkrik betina memiliki massa yang relatif lebih rendah dibandingkan jangkrik jantan tetapi banyaknya aktivitas yang dilakukan di 5 menit pertama sangat tinggi sehingga dibutuhkan oksigen yang cukup banyak untuk beraktivitas.. Sedangkan jangkrik jantan dengan massa yang lebih tinggi dibanding massa jangkrik betina memiliki aktivitas yang lebih sedikit dan relatif menurun di setiap pengulangannya sehingga kebutuhan oksigennya pun lebih sedikit dibanding kebutuhan oksogen jangkrik betina. Hal ini menjadikan aktivitas sebagai salah satu faktor penting yang mempengaruhi banyaknya kebutuhan oksigen pada jangkrik.
Pada percobaan ke dua, jangkrik yang diuji yaitu jangkrik jantan kecil  dan jangkrik jantan besar. Setelah kami melakukan penimbangan di dapatkan  massa jangkrik jantan kecil = 0,09 gr dan massa jangkrik jantan besar = 0,43 gr.
Pada hasil pengamatan,  konsumsi oksigen dalam 0,09 gr jangkrik jantan kecil selama 5 menit sebanyak  0,89 mL. Sedangkan konsumsi oksigen jangkrik jantan besar dalam 0,43 gr selama 5 menit sebanyak 0,15 mL. Jangkrik jantan kecil memiliki konsumsi oksigen relatif lebih besar di bandingkan jangkrik jantan besar. Walaupun jangkrik jantan kecil memiliki aktivitas yang relatif menurun tetapi banyaknya oksigen yang di butuhkan oleh jangkrik jantan kecil lebih banyak. Sedangkan pada jangkrik jantan besar aktivitas yang dilakukan tidak stabil di lihat dari 5 menit ke-2 terjadi penurunan sedangkan pada 5 menit ke-3 mengalami kenaikan aktivitas.

VIII.  Kesimpulan
   Berdasarkan hasil pengamatan pada percobaan mengenai konsumsi oksigen      
   pada hewan (jangkrik) dapat disimpulkan bahwa :
  • pada percobaan 1, walaupun jangkrik Betina lebih kecil dibandingkan dengan jangkrik jantan tetapi jangkrik betina lebih banyak Mengonsumsi oksigen (konsumsi oksigen) dibandingkan jangkrik jantan . Dengan jumlah konsumsi oksigen pada jangkrik betina  adalah  0,22 mL dan pada jangkrik jantan  adalah  0,11 mL.  Sedangkan pada percobaan 2 jangkrik berukuran Kecil lebih banyak Mengonsumsi oksigen (konsumsi oksigen) dibandingkan jangkrik berukuran Besar. Dengan jumlah konsumsi oksigen pada jangkrik Kecil adalah 0,89  mL dan pada jangkrik Besar adalah 0,15 mL. Hal ini disebabkan karena adanya faktor yang mempengaruhi respirasi, seperti faktor usia, kondisi tubuh, jenis kelamin, berat badan, dan tekanan darah pada serangga.
  • Adapun faktor yang mempengaruhi respirasi, seperti faktor usia, kondisi tubuh, jenis kelamin, berat badan, dan tekanan darah pada serangga.
  • Hubungan antara kecepatan respirasi pada hewan dengan metabolisme di lihat dari banyaknya oksigen yang di konsumsi oleh jangkrik sehingga menghasilkan energi yang dapat di ketahui jumlahnya.



         DAFTAR PUSTAKA

[online] http://lenimaela.konsumsioksigen.blogspot.co.id/ . Diakses tanggal 9 Desember 2017
[online]https://www.academia.edu/11057355/KONSUMSI_OKSIGEN_KO_2. Diakses tanggal 9 Desember 2017
[online] https://www.academia.edu/19300489/Konsumsi_Oksigen_Pada_Hewan. Diakses tanggal 9 Desember 2017




            LAMPIRAN 






Komentar

Postingan populer dari blog ini

SISTEM SARAF DAN OTOT PADA KATAK

Proses Oksidasi dan Proses Respirasi

Mengukur Kadar Hemoglobin (Hb) Darah